Warga masyarakat Klaten sudah sepatutnya bersukur kepada Tuhan YME,atas kemurahan rizky yang telah diberikanNya diantaranya berupa sumber air bersih yang cukup berlimpah.Tentu tidak asing lagi bagi warga Klaten dan sekitarnya nama-nama sumber air alami seperti Jolotundo,Cokrotulung,Brintik dan Pluneng.Sumber air yang berupa umbul ini difungsikan untuk destinasi pariwisata dan wahana olah raga air yang sangat menarik.
Khusus umbul
Pluneng berada di padukuhan Pluneng,desa Pluneng,kecamatan Kebonarum ,kabupaten
Klaten.Lokasinya cukup strategis ,dan mudah di jangkau dengan kendaraan roda
dua maupun empat.Kira-kira 5 kilometer arah barat dari kota Klaten atau 3
kilometer utara Pabrik Gula Gondangbaru melewati jalan yang cukup mulus.
Ada dua
pemandian di lokasi ini,yang pertama berada di sisi timur jalan dengan nama
Umbul Tirto Mulyani,atau lebih dikenal dengan sebutan Umbul Cilik.Ada juga
warga yang menamainya Umbul Wadon.Memiliki kedalaman air sekitar 1,5
meter.Kejernihan air umbul ini menyebabkan terlihatnya dasar kolam secara
jelas.Disebut umbul Wadon karena pemandian ini banyak dimanfaatkan oleh kaum
perempuan.Kolam pemandian terbagi dua bagian dan ditengahnya terdapat sebuah
arca kuna yang masih utuh.
Yang kedua
berlokasi di barat jalan tepatnya dipinggir barat kampung terkenal dengan nama
Umbul Tirto Mulyo atau familiar dengan sebutan Umbul Gedhe.Pemandian umbul
besar ini terbagi menjadi tiga bagian,pertama untuk orang dewasa dengan
kedalaman air 2,5 meter,kedua untuk remaja kedalaman air 2meter dan ketiga
untuk anak-anak antara 1 – 1,5 meter.Seperti Tirto Mulyani disini kebeningan
air umbul juga menyebabkan terlihat benda-benda yang berada didasar kolam
secara jelas.
Pengeloaan
pemandian dilakukan oleh pemerintah desa Pluneng bekerja sama dengan pihak
ketiga.Setiap orang yang masuk ke Pemandian utamanya Umbul Gedhe diwajibkan
membayar retribusi sebesar Rp 5.000,00,termasuk biaya parkir .Fasilitas yang
disediakan berupa kamar ganti busana dan parkir kendaraan didalam. Apabila
ingin mencuci kendaraan juga disediakan jasa pencucian di komplek pemandian
dengan ongkos sangat murah yakni Rp 2.000,00 untuk roda dua dan Rp 3.000,00
untuk roda empat.Disekitar pemandian umum juga banyak terdapat warung
kuliner.Pokoknya,berwisata dan berolahraga air di Pluneng dijamin
Cespleng,demikian ungkapan promotif Widodo Danu warga dan tokoh masyarakat di
Kebonarum kepada kontributor klaten info.
Salah
seorang pengunjung dari Jogonalan mengatakan
mandi di Umbul Pluneng yang alami sangat terasa lebih nyaman dan bersih,berbeda dengan pemandian buatan
yang kini menjamur di Klaten.Warga lain Mbah Wiedada Sikenong yang kini berusia
65 tahun,mengaku sejak umur 10 tahun telah biasa berenang di Pluneng ,dengan
naik sepeda angin dari Sikenong kota Klaten yang berjarak 5 km an.Bahkan
Wiedada yang saat ini bermukim di Jakarta masih ingat betul 55 tahun yang lalu
didekat Umbul Cilik tumbuh pohon durian yang rimbun,sekarang pohon itu telah
ditebang dan sehingga terasa gersang serta panas,katanya di jejaring sosial
paska bernostalgia di Pluneng.
Dulu ada tulisannya the devil boys di pojok kiri Tirtamulyani , diatas cakruk gitu .sekarang Grup itu masih nggak ya ...
BalasHapus